Ortopnea adalah kondisi yang ditandai dengan kesulitan bernapas atau sesak napas yang terjadi saat seseorang berbaring datar dan biasanya membaik ketika mereka duduk atau berdiri. Kondisi ini sering menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius, terutama yang berkaitan dengan jantung atau paru-paru. Memahami tanda dan gejala ortopnea adalah penting untuk diagnosis dini dan penanganan yang tepat. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang tanda dan gejala ortopnea.
Tanda dan Gejala Ortopnea
- Sesak Napas saat Berbaring
- Gejala utama ortopnea adalah sesak napas yang terjadi atau memburuk saat berbaring datar. Penderita mungkin merasa sulit untuk bernapas dengan nyaman ketika mereka berada dalam posisi horizontal, seperti saat tidur.
- Menggunakan Bantal Tambahan
- Untuk mengatasi gejala ini, banyak orang yang mengalami ortopnea sering menggunakan beberapa bantal tambahan untuk mengangkat kepala dan dada mereka saat tidur. Posisi semi-duduk membantu meringankan kesulitan bernapas dan memungkinkan tidur yang lebih nyaman.
- Terbangun di Malam Hari dengan Sesak Napas
- Penderita ortopnea mungkin sering terbangun di malam hari dengan perasaan sesak napas. Kondisi ini dikenal sebagai paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), yang merupakan episode akut sesak napas yang seringkali membangunkan seseorang dari tidur.
- Batuk yang Memburuk saat Berbaring
- Batuk yang semakin parah saat berbaring adalah gejala umum lainnya. Ini terjadi karena penumpukan cairan di paru-paru yang meningkat saat tubuh berada dalam posisi horizontal.
- Ketidaknyamanan atau Nyeri Dada
- Beberapa orang dengan ortopnea mungkin mengalami ketidaknyamanan atau nyeri dada saat berbaring. Ini bisa menjadi tanda tambahan dari masalah jantung atau paru-paru yang mendasarinya.
- Kelelahan dan Kelemahan
- Karena kesulitan bernapas dan gangguan tidur yang disebabkan oleh ortopnea, penderita sering merasa sangat lelah dan lemah di siang hari. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kelelahan kronis dan penurunan energi.
Penyebab Tanda dan Gejala Ortopnea
- Gagal Jantung Kongestif
- Pada gagal jantung kongestif, jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien, yang menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru. Cairan ini menyebabkan edema paru yang menjadi lebih jelas saat berbaring, memicu gejala ortopnea.
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
- Penyakit seperti emfisema dan bronkitis kronis menyebabkan penyempitan saluran udara, membuat pernapasan lebih sulit, terutama dalam posisi horizontal.
- Penyakit Katup Jantung
- Penyakit seperti stenosis mitral atau regurgitasi mitral meningkatkan tekanan di dalam jantung dan paru-paru, yang dapat memperburuk gejala ortopnea.
- Edema Paru Akut
- Kondisi ini terjadi ketika cairan tiba-tiba mengumpul di dalam paru-paru, biasanya karena gagal jantung akut, infeksi paru-paru, atau cedera paru-paru.