Manfaat Tidur dengan Bantal di Antara Kaki, Wajib Coba!

Manfaat Tidur dengan Bantal di Antara Kaki, Wajib Coba!

Tidur dengan bantal di antara kaki mungkin terdengar sepele, tetapi metode ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, khususnya untuk kenyamanan dan postur tubuh. Banyak orang yang merasa lebih nyaman tidur dengan posisi ini, dan bukan tanpa alasan. Berikut adalah beberapa manfaat tidur dengan bantal di antara kaki yang perlu Anda ketahui:

  1. Mendukung Postur Tubuh yang Lebih Baik Salah satu manfaat utama dari tidur dengan bantal di antara kaki adalah membantu menjaga postur tubuh, terutama bagi mereka yang tidur dalam posisi miring. Posisi tidur miring tanpa dukungan tambahan bisa membuat panggul dan tulang belakang berada dalam posisi yang tidak sejajar. Dengan meletakkan bantal di antara kaki, tubuh dapat lebih sejajar, mengurangi tekanan pada panggul dan punggung bawah.
  2. Mengurangi Nyeri Punggung Bagi mereka yang sering mengalami nyeri punggung bawah, terutama akibat postur tidur yang buruk, menggunakan bantal di antara kaki bisa sangat membantu. Posisi ini membantu mengurangi tekanan pada punggung bawah, serta mencegah rotasi pinggul yang berlebihan selama tidur. Hal ini dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan tidur yang lebih nyenyak.
  3. Meredakan Nyeri Pinggul dan Lutut Tidak hanya bermanfaat bagi punggung, tidur dengan bantal di antara kaki juga dapat membantu meredakan nyeri pada pinggul dan lutut. Bantal berfungsi sebagai bantalan yang mencegah lutut bertemu langsung saat tidur miring, sehingga mengurangi gesekan dan tekanan pada sendi. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita radang sendi atau masalah persendian lainnya.
  4. Meningkatkan Sirkulasi Darah Posisi tidur dengan bantal di antara kaki juga membantu memperlancar sirkulasi darah, terutama bagi ibu hamil. Tekanan dari kaki bagian atas dapat mempengaruhi aliran darah di area kaki dan panggul, tetapi dengan adanya bantal, tekanan tersebut berkurang. Ini bisa membantu mencegah kaki bengkak dan rasa tidak nyaman selama tidur.
  5. Meningkatkan Kualitas Tidur Tidur dalam posisi yang nyaman akan sangat berpengaruh pada kualitas tidur. Dengan menggunakan bantal di antara kaki, tubuh lebih rileks dan berada dalam posisi yang alami. Ini bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak, terutama jika sering terbangun akibat ketidaknyamanan pada tubuh.

Dengan berbagai manfaat di atas, tidur dengan bantal di antara kaki menjadi salah satu cara mudah untuk meningkatkan kualitas tidur dan kenyamanan. Bagi Anda yang sering mengalami nyeri punggung, pinggul, atau lutut, atau bagi ibu hamil yang membutuhkan posisi tidur yang nyaman, metode ini wajib dicoba!

Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Ini Penjelasannya

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri dengan cara membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya. Salah satu aturan penting dalam penggunaan antibiotik adalah menghabiskan seluruh dosis yang telah diresepkan oleh dokter, meskipun gejala penyakit mungkin sudah hilang sebelum obat habis. Mengapa antibiotik harus dihabiskan? Berikut penjelasannya:

1. Mencegah Resistensi Antibiotik

Salah satu alasan utama mengapa antibiotik harus dihabiskan adalah untuk mencegah resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menjadi kebal terhadap obat. Ini berarti bahwa antibiotik yang biasanya efektif untuk membunuh bakteri tersebut tidak lagi bekerja dengan baik, membuat infeksi lebih sulit diobati.

Jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai resep, beberapa bakteri yang masih tersisa mungkin tidak terbunuh sepenuhnya. Bakteri yang bertahan ini bisa menjadi lebih kuat dan kebal terhadap pengobatan di kemudian hari. Akibatnya, saat infeksi berulang, antibiotik yang sama mungkin tidak lagi efektif.

2. Mencegah Kambuhnya Infeksi

Meskipun gejala infeksi sering kali berkurang dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan, ini tidak berarti bahwa bakteri penyebab infeksi sudah sepenuhnya hilang. Penghentian pengobatan terlalu dini bisa memungkinkan bakteri yang tersisa untuk berkembang biak kembali, menyebabkan infeksi kambuh atau bahkan menjadi lebih parah.

Dengan menghabiskan antibiotik sesuai resep, Anda memberikan cukup waktu bagi obat untuk membasmi seluruh bakteri penyebab infeksi, memastikan infeksi tidak kembali.

3. Mengurangi Risiko Infeksi yang Lebih Parah

Jika antibiotik dihentikan sebelum waktunya, infeksi yang tampaknya sudah sembuh bisa kembali dengan gejala yang lebih parah. Bakteri yang tersisa cenderung lebih kuat dan mungkin memerlukan jenis antibiotik yang lebih kuat atau pengobatan yang lebih lama untuk diatasi.

Selain itu, bakteri yang kebal terhadap antibiotik juga dapat menyebar ke orang lain, meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang lebih sulit diobati di populasi yang lebih luas.

4. Efek Samping yang Dapat Dikontrol

Beberapa orang mungkin berhenti mengonsumsi antibiotik sebelum habis karena merasa sudah membaik atau khawatir terhadap efek samping. Namun, mengurangi dosis tanpa petunjuk medis dapat memperpanjang infeksi dan memperburuk kondisi. Jika efek samping terjadi, lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya atau mungkin mendapatkan alternatif pengobatan daripada menghentikan antibiotik tanpa arahan.

5. Durasi Pengobatan yang Disesuaikan

Setiap infeksi bakteri memiliki durasi pengobatan yang berbeda-beda. Misalnya, infeksi saluran kemih mungkin memerlukan antibiotik selama beberapa hari, sedangkan infeksi yang lebih serius seperti pneumonia bisa membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Durasi yang diresepkan oleh dokter sudah disesuaikan dengan jenis infeksi dan bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut.

Kenali Bahaya Phubbing pada Anak, Dampaknya Gak Main-Main!

Kenali Bahaya Phubbing pada Anak, Dampaknya Gak Main-Main!

Phubbing, atau “phone snubbing,” adalah perilaku mengabaikan orang lain karena terlalu fokus pada ponsel. Kebiasaan ini, yang sering kali dianggap sepele, dapat membawa dampak negatif bagi anak-anak, terutama jika dilakukan oleh orangtua. Banyak yang tidak menyadari bahwa phubbing pada anak bisa merusak hubungan emosional antara anak dan orangtua serta memengaruhi perkembangan psikologis anak.

1. Menghambat Perkembangan Emosional Anak

Anak-anak belajar banyak tentang dunia dan diri mereka sendiri melalui interaksi dengan orangtua. Ketika orangtua sibuk dengan ponsel dan tidak memberikan perhatian penuh kepada anak, anak dapat merasa diabaikan. Hal ini bisa menghambat perkembangan emosional mereka karena kurangnya komunikasi dan koneksi yang sehat dengan orangtua. Anak bisa merasa tidak dihargai dan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi.

2. Memengaruhi Keterikatan Emosional

Hubungan antara anak dan orangtua dibangun melalui ikatan emosional yang kuat. Ketika orangtua melakukan phubbing, anak mungkin merasa kurang diperhatikan, yang bisa menyebabkan perasaan keterasingan. Kurangnya ikatan emosional yang kuat dapat memengaruhi kepercayaan diri anak dan kemampuan mereka untuk menjalin hubungan yang sehat di masa depan.

3. Meningkatkan Risiko Perilaku Negatif

Anak-anak yang merasa diabaikan oleh orangtua karena phubbing cenderung mencari perhatian dengan cara lain. Mereka mungkin mulai menunjukkan perilaku negatif, seperti tantrum atau bertingkah laku buruk, sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian. Phubbing juga dapat membuat anak merasa kurang penting, sehingga menimbulkan masalah perilaku yang lebih serius seiring waktu.

4. Gangguan Perkembangan Sosial

Phubbing dapat menghambat kemampuan anak dalam mengembangkan keterampilan sosial. Anak-anak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain melalui contoh dari orangtua mereka. Jika orangtua terlalu fokus pada ponsel, anak-anak tidak akan mendapatkan contoh komunikasi tatap muka yang baik, yang penting untuk perkembangan keterampilan sosial mereka.

5. Menyebabkan Stres dan Kecemasan

Anak yang merasa diabaikan oleh orangtua mungkin mengalami peningkatan kecemasan dan stres. Mereka dapat merasa tidak dicintai atau tidak berharga, yang berujung pada perasaan cemas. Selain itu, kurangnya perhatian dari orangtua juga bisa memengaruhi kestabilan emosional anak dan menyebabkan masalah kesehatan mental di kemudian hari.

 

Pendarahan setelah Minum Kontrasepsi Darurat, Apakah Wajar?

Pendarahan setelah mengonsumsi kontrasepsi darurat adalah hal yang cukup umum terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Kontrasepsi darurat, seperti pil “morning after” yang mengandung levonorgestrel atau ulipristal acetate, bekerja dengan menghambat ovulasi atau mencegah pembuahan setelah hubungan seksual yang tidak terlindungi. Namun, seperti semua obat hormonal, pil ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan beberapa efek samping, termasuk pendarahan.

Berikut adalah penjelasan mengenai pendarahan setelah mengonsumsi kontrasepsi darurat, serta kapan perlu berkonsultasi dengan dokter:

1. Pendarahan sebagai Efek Samping

Salah satu efek samping yang umum dari kontrasepsi darurat adalah pendarahan atau bercak (spotting) yang terjadi beberapa hari setelah penggunaan. Ini bisa berupa pendarahan ringan atau bercak darah di luar siklus menstruasi. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang tiba-tiba akibat dosis tinggi hormon dalam pil kontrasepsi darurat, yang mempengaruhi lapisan rahim dan memicu keluarnya darah. Jenis pendarahan ini biasanya ringan dan tidak berlangsung lama, umumnya hanya beberapa hari.

2. Perubahan Siklus Menstruasi

Kontrasepsi darurat dapat mempengaruhi siklus menstruasi Anda. Menstruasi bisa datang lebih awal atau lebih lambat dari biasanya. Beberapa wanita mungkin mengalami menstruasi yang lebih berat atau lebih ringan, tergantung pada bagaimana tubuh mereka bereaksi terhadap hormon dalam pil. Dalam kebanyakan kasus, siklus menstruasi akan kembali normal pada bulan berikutnya.

3. Kapan Harus Khawatir?

Meskipun pendarahan ringan setelah mengonsumsi kontrasepsi darurat adalah normal, ada beberapa situasi di mana Anda perlu memperhatikan kondisi ini dan mungkin berkonsultasi dengan dokter:

  • Pendarahan yang sangat berat: Jika pendarahan sangat banyak hingga membutuhkan lebih dari satu pembalut per jam selama beberapa jam berturut-turut, ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius, dan Anda harus segera mencari bantuan medis.
  • Pendarahan yang berlangsung lama: Jika pendarahan berlangsung lebih dari seminggu atau terjadi terus menerus, ini juga perlu dievaluasi oleh tenaga medis.
  • Tidak datangnya menstruasi: Jika Anda tidak mengalami menstruasi dalam waktu tiga minggu setelah mengonsumsi kontrasepsi darurat, ada baiknya melakukan tes kehamilan untuk memastikan apakah kontrasepsi darurat efektif.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pendarahan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pendarahan setelah minum kontrasepsi darurat, termasuk:

  • Waktu dalam siklus menstruasi: Jika pil dikonsumsi dekat dengan waktu menstruasi yang akan datang, ini mungkin memicu datangnya menstruasi lebih awal atau bercak ringan.
  • Tingkat hormon alami: Setiap wanita memiliki respons yang berbeda terhadap hormon dalam pil kontrasepsi darurat, dan perubahan hormon alami dalam tubuh juga mempengaruhi tingkat pendarahan.

Penyebab Mata Terasa Panas, Awas Infeksi!

Mata yang terasa panas sering kali menimbulkan ketidaknyamanan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Banyak orang mungkin menganggap ini masalah sepele, namun kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius, termasuk infeksi. Berikut adalah beberapa penyebab umum mata terasa panas dan pentingnya waspada terhadap infeksi.

1. Mata Kering

Salah satu penyebab utama mata terasa panas adalah mata kering. Kondisi ini terjadi ketika mata tidak memproduksi cukup air mata atau air mata cepat menguap. Mata kering bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terlalu lama menatap layar komputer, paparan angin, atau penggunaan lensa kontak. Ketika mata kekurangan pelumas alami, permukaannya menjadi iritasi, yang menyebabkan sensasi panas dan tidak nyaman.

2. Alergi

Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan juga bisa menyebabkan mata terasa panas. Alergi mata sering disertai dengan gejala lain seperti gatal, mata berair, dan kemerahan. Saat tubuh bereaksi terhadap alergen, histamin dilepaskan, yang kemudian menyebabkan peradangan dan rasa panas di mata.

3. Iritasi Kimia

Paparan bahan kimia seperti asap, polusi udara, atau produk perawatan wajah yang masuk ke mata bisa memicu sensasi terbakar dan panas. Ini termasuk penggunaan makeup yang tidak cocok atau pembersih wajah yang terlalu keras, yang bisa menyebabkan iritasi pada permukaan mata.

4. Konjungtivitis (Mata Merah)

Salah satu infeksi yang harus diwaspadai adalah konjungtivitis, yang sering disebut dengan istilah mata merah. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, virus, atau alergi, dan dapat menimbulkan gejala seperti mata terasa panas, merah, bengkak, dan berair. Pada kasus konjungtivitis bakteri atau virus, infeksi bisa sangat menular dan perlu penanganan medis.

5. Blefaritis

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh bakteri atau ketombe di sekitar bulu mata. Kondisi ini dapat menyebabkan mata terasa panas, gatal, merah, dan sering kali disertai pembentukan kerak di sekitar kelopak mata. Meski tidak menular, blefaritis bisa menjadi masalah kronis jika tidak diobati.

6. Penggunaan Lensa Kontak

Penggunaan lensa kontak yang tidak tepat, seperti pemakaian terlalu lama atau tidak menjaga kebersihan lensa, dapat menyebabkan mata iritasi dan terasa panas. Bakteri yang menumpuk pada lensa kontak juga dapat menyebabkan infeksi serius jika tidak segera ditangani.

7. Infeksi Mata

Infeksi mata seperti ulkus kornea dan selulitis orbital bisa menyebabkan sensasi panas di mata. Ulkus kornea biasanya terjadi akibat infeksi bakteri atau virus pada kornea, sedangkan selulitis orbital adalah infeksi pada jaringan di sekitar mata. Keduanya bisa berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Penyebab munculnya garis senyum

Garis senyum, atau dikenal sebagai nasolabial folds, adalah garis yang terbentuk di sekitar sudut mulut dan hidung ketika seseorang tersenyum atau melakukan ekspresi wajah tertentu. Meskipun garis senyum merupakan bagian alami dari ekspresi wajah, garis ini cenderung menjadi lebih dalam seiring bertambahnya usia, sehingga lebih terlihat. Ada beberapa penyebab yang mendasari munculnya garis senyum, baik faktor internal maupun eksternal.

1. Penuaan Alami

Penuaan adalah penyebab utama munculnya garis senyum. Seiring bertambahnya usia, kulit kehilangan elastisitasnya karena produksi kolagen dan elastin, dua protein penting untuk kekencangan kulit, menurun. Kulit yang sebelumnya kencang dan lentur menjadi lebih kendur, sehingga garis-garis wajah yang dihasilkan dari ekspresi wajah menjadi lebih terlihat. Selain itu, lapisan lemak di bawah kulit mulai menyusut, menyebabkan kulit wajah lebih longgar dan mengendur, yang memperdalam garis senyum.

2. Paparan Sinar UV

Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari merupakan salah satu faktor eksternal yang mempercepat penuaan kulit, dikenal sebagai photoaging. Sinar UV merusak kolagen dan elastin di dalam kulit, mempercepat proses penuaan dan menyebabkan munculnya garis-garis halus, termasuk garis senyum. Orang yang sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan kulit yang memadai, seperti tabir surya, cenderung mengalami garis senyum yang lebih dalam di usia yang lebih muda.

3. Ekspresi Wajah Berulang

Ekspresi wajah berulang, seperti tersenyum, tertawa, atau bahkan mengerutkan dahi, dapat memperkuat garis senyum seiring waktu. Setiap kali otot-otot wajah digunakan, kulit di atasnya juga terlipat. Jika lipatan ini terjadi berulang kali, garis-garis halus yang muncul saat tersenyum dapat menjadi permanen dan berkembang menjadi garis senyum yang dalam.

4. Dehidrasi dan Kurang Nutrisi

Kulit yang kekurangan hidrasi cenderung tampak lebih kusam, kering, dan kehilangan elastisitasnya, yang dapat memperparah tampilan garis-garis halus dan kerutan. Kurangnya asupan air dan nutrisi penting, seperti vitamin C dan E, juga dapat mempercepat proses penuaan kulit dan memperdalam garis senyum. Vitamin C, misalnya, berperan penting dalam sintesis kolagen, sementara vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.

Jenis Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir

Skrining pendengaran bayi baru lahir adalah langkah penting dalam mendeteksi gangguan pendengaran sejak dini. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa bayi tidak memiliki masalah pendengaran yang bisa mempengaruhi perkembangan bicara, bahasa, dan kognitif mereka di kemudian hari. Ada dua jenis utama skrining pendengaran yang sering dilakukan pada bayi baru lahir, yaitu Otoacoustic Emissions (OAE) dan Auditory Brainstem Response (ABR).

1. Otoacoustic Emissions (OAE)

Skrining OAE dilakukan dengan mengukur respons dari sel-sel rambut kecil yang ada di dalam telinga bagian dalam (koklea). Pemeriksaan ini menggunakan perangkat yang memasukkan suara lembut ke dalam telinga bayi melalui earphone kecil. Jika sel-sel rambut berfungsi dengan baik, mereka akan menghasilkan sinyal suara kecil yang disebut otoacoustic emissions, yang kemudian ditangkap oleh alat deteksi.

Proses ini cepat, tidak menyakitkan, dan biasanya hanya memakan waktu beberapa menit. Jika bayi gagal dalam tes OAE, ini bisa menjadi tanda bahwa ada penyumbatan di telinga bagian luar atau tengah, atau masalah dengan telinga bagian dalam.

2. Auditory Brainstem Response (ABR)

Tes ABR menilai bagaimana otak bayi merespons suara. Dalam pemeriksaan ini, elektroda kecil ditempelkan pada kepala bayi untuk mengukur aktivitas otak saat telinga diberi rangsangan suara. Seperti OAE, ABR juga dilakukan saat bayi sedang tidur atau tenang.

ABR sangat efektif untuk mendeteksi gangguan pendengaran yang lebih parah atau masalah yang melibatkan saraf pendengaran dan jalur menuju otak. Tes ini sering digunakan sebagai langkah kedua jika bayi tidak lolos skrining OAE, atau jika bayi dianggap berisiko tinggi mengalami gangguan pendengaran karena riwayat keluarga atau komplikasi saat lahir.

Mengapa Skrining Penting?

Gangguan pendengaran adalah salah satu kelainan bawaan yang paling umum terjadi pada bayi. Jika tidak dideteksi dan diatasi sejak dini, gangguan ini dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan keterampilan sosial bayi. Skrining pendengaran yang dilakukan dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan untuk segera mengambil langkah intervensi, seperti penggunaan alat bantu dengar atau terapi wicara, guna mendukung perkembangan bayi secara optimal.

Kapan Skrining Dilakukan?

Skrining pendengaran biasanya dilakukan dalam 24 hingga 48 jam pertama setelah bayi lahir, terutama jika mereka lahir di rumah sakit. Jika bayi lahir di rumah atau di fasilitas tanpa peralatan skrining, tes pendengaran harus dilakukan dalam tiga minggu pertama kehidupan.

Obat Pencegah Kehamilan dan Alat Kontrasepsi yang Efektif

Obat pencegah kehamilan dan alat kontrasepsi adalah pilihan yang sangat penting dalam perencanaan keluarga. Dengan berbagai metode yang tersedia, pasangan dapat memilih cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, baik untuk mencegah kehamilan jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa pilihan alat kontrasepsi yang efektif serta obat pencegah kehamilan yang dapat digunakan.

1. Pil Kontrasepsi Pil kontrasepsi adalah salah satu metode yang paling umum digunakan. Pil ini mengandung hormon estrogen dan progestin yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). Pil ini juga membuat lendir serviks lebih tebal, sehingga sperma lebih sulit mencapai sel telur. Penggunaannya yang konsisten dan tepat waktu sangat penting untuk efektivitasnya, yang mencapai sekitar 99% jika digunakan dengan benar.

2. Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi yang sangat populer, baik kondom pria maupun wanita. Selain mencegah kehamilan, kondom juga efektif dalam melindungi dari infeksi menular seksual (IMS). Kondom bekerja dengan mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Efektivitas kondom pria mencapai sekitar 85% dengan penggunaan yang tipikal, namun bisa lebih tinggi jika digunakan dengan benar.

3. Intrauterine Device (IUD) IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis. Ada dua jenis IUD: IUD tembaga dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan mengeluarkan ion tembaga yang bersifat spermisida, sedangkan IUD hormonal mengeluarkan hormon progestin yang mencegah kehamilan. IUD sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1% dan bisa bertahan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung jenisnya.

4. Suntik Kontrasepsi Suntik kontrasepsi adalah metode yang melibatkan penyuntikan hormon progestin ke dalam tubuh setiap 3 bulan. Suntikan ini mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks. Metode ini memiliki efektivitas yang tinggi, sekitar 94%, dan cocok bagi mereka yang ingin metode yang tidak memerlukan penggunaan harian.

5. Implan Kontrasepsi Implan adalah batang kecil yang ditempatkan di bawah kulit lengan atas dan melepaskan hormon progestin secara perlahan. Implan bisa bertahan hingga 3 tahun dan memiliki tingkat efektivitas sangat tinggi, hampir 99%. Implan merupakan pilihan yang baik untuk wanita yang menginginkan perlindungan jangka panjang tetapi tidak ingin menggunakan metode permanen seperti sterilisasi.

6. Patch dan Cincin Vagina Patch adalah alat kontrasepsi yang ditempelkan pada kulit dan melepaskan hormon estrogen dan progestin. Patch harus diganti setiap minggu. Sementara cincin vagina adalah cincin plastik fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina dan dilepaskan setelah 3 minggu. Keduanya memiliki efektivitas sekitar 91% dengan penggunaan tipikal.

Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta tingkat efektivitas yang berbeda. Penting bagi pasangan untuk mendiskusikan pilihan yang paling sesuai dengan dokter atau tenaga medis, mengingat faktor kesehatan, kenyamanan, dan rencana keluarga. Dengan memilih metode kontrasepsi yang tepat, pasangan dapat mengontrol rencana kehamilan mereka dengan lebih baik dan menikmati hubungan yang lebih aman dan sehat.