Apakah Bau Ketiak Bersifat Genetik? Ini Penjelasannya!

Bau ketiak adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang, namun tidak semua orang memiliki tingkat bau ketiak yang sama. Ada yang memiliki bau ketiak yang sangat ringan, sementara yang lain mungkin memiliki bau yang lebih menyengat. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah bau ketiak bersifat genetik? Jawabannya adalah ya, genetika berperan dalam menentukan seberapa kuat bau ketiak seseorang.

Genetika dan Kelenjar Apokrin

Bau ketiak terutama disebabkan oleh aktivitas kelenjar apokrin, yang ditemukan di area tubuh tertentu seperti ketiak dan area genital. Kelenjar ini mengeluarkan keringat yang kaya akan protein dan lemak. Ketika keringat ini dipecah oleh bakteri yang ada di kulit, maka terbentuklah bau ketiak. Genetika menentukan jumlah dan aktivitas kelenjar apokrin seseorang. Sebagai contoh, orang-orang keturunan Asia Timur umumnya memiliki kelenjar apokrin yang lebih sedikit, sehingga cenderung memiliki bau ketiak yang lebih ringan dibandingkan dengan orang-orang dari keturunan lain.

Gen ABCC11

Penelitian menunjukkan bahwa ada gen spesifik yang disebut gen ABCC11 yang berperan besar dalam menentukan apakah seseorang memiliki bau ketiak yang kuat atau tidak. Gen ini mengontrol produksi protein yang mempengaruhi komposisi keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar apokrin. Mutasi pada gen ABCC11 dapat menyebabkan seseorang hampir tidak memiliki bau ketiak karena keringat mereka mengandung lebih sedikit zat yang dapat dipecah oleh bakteri untuk menghasilkan bau.

Di Asia Timur, mayoritas populasi memiliki mutasi pada gen ABCC11 yang mengurangi atau menghilangkan bau ketiak. Sebaliknya, di banyak populasi lain di dunia, gen ini tidak bermutasi, sehingga lebih banyak orang yang memiliki bau ketiak.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Bau Ketiak

Meskipun genetika memainkan peran besar, faktor lain seperti kebersihan, diet, dan gaya hidup juga mempengaruhi bau ketiak. Misalnya, makanan tertentu seperti bawang, bawang putih, dan makanan pedas dapat memperburuk bau ketiak. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga bisa memperkuat bau yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin.

Selain itu, hormon juga mempengaruhi bau ketiak. Pada masa pubertas, kehamilan, atau menopause, perubahan hormonal dapat meningkatkan produksi keringat dan mengubah komposisi keringat, yang dapat menyebabkan perubahan pada bau ketiak.

Mengelola Bau Ketiak

Bagi mereka yang memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki bau ketiak yang lebih kuat, ada beberapa cara untuk mengelola dan mengurangi bau tersebut. Menggunakan antiperspirant yang mengandung aluminium klorida dapat mengurangi produksi keringat. Menggunakan sabun antibakteri saat mandi juga dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di kulit yang berkontribusi pada bau ketiak. Selain itu, menjaga kebersihan tubuh secara menyeluruh dan mengganti pakaian yang berkeringat secara teratur dapat membantu mengendalikan bau ketiak.